Eksplorasi Rancang Bangun Gereja Katolik Berdasarkan Persepsi Umat (Studi Kasus Gereja Katolik di Surabaya)

Sugiarto, Hendrik (2014) Eksplorasi Rancang Bangun Gereja Katolik Berdasarkan Persepsi Umat (Studi Kasus Gereja Katolik di Surabaya). Skripsi thesis, Universitas Widya Kartika.

Preview

Text (ABSTRAK) ABSTRAK_SKRIPSI_HENDRIK SUGIARTO.pdf Download (196kB) | Preview

Abstract

Pada bangunan Gereja Katolik terdapat simbol atau tanda yang merupakan wujud nyata aplikasi ajaran maupun tradisi gereja yang telah ditetapkan dalam ajaran Gereja Katolik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dikaji berdasarkan persepsi manusia, teori semiotika, dan peraturan Gereja Katolik dengan studi kasus Gereja Katolik di Surabaya. Tujuan penelitian untuk membandingan Gereja Katolik di Surabaya serta memberikan rekomendasi desain bangunan Gereja Katolik berdasarkan pedoman atau peraturan yang telah ditetapkan oleh ajaran Gereja Katolik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar bangunan Gereja Katolik di Surabaya sudah tidak lagi memperhatikan aturan maupun prinsip dasar Gereja Katolik sebab bangunan Gereja Katolik di Surabaya dibangun secara fungsional untuk dapat memadai kebutuhan umat dalam beribadah. Namun, masih ada bangunan Gereja Katolik di Surabaya yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain bangunan Gereja Katolik seperti Gereja Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, Gereja Katedral Hati Kudus Yesus, Gereja Paroki Kristus Raja, serta Gereja Paroki Redemptor Mundi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Gereja Katolik di Surabaya belum seutuhnya memperhatikan peraturan yang telah ditetapkan dalam ajaran Gereja Katolik sebagai pedoman dalam proses perencanaan dan perancangan bangunan Gereja Katolik. Bangunan Gereja Katolik di Surabaya pun dibangun secara fungsional tanpa menerapkan tanda atau simbol yang mencerminkan nilai-nilai ajaran maupun tradisi Gereja Katolik. Oleh sebab itu, bangunan Gereja Katolik di Surabaya mulai kehilangan identitas diri yang dipengaruhi oleh budaya setempat, sejarah atau historis, konteks lingkungan, peraturan yang berlaku, kekuasaan, kepadatan penduduk, maupun perkembangan teknologi. Dengan demikian perlu adanya wacana untuk menciptakan keseragaman Katolik di seluruh dunia dan kenyamanan secara arsitektural.

Actions (login required)

View Item